Selamat Datang

Terimakasih anda mengunjungi blog saya.

Minggu, 25 Oktober 2015

The second life 8



VIII.     Semoga kesembuhan itu tetap datang
            Dalam sakit stroke kali kedua ini dan ditambah masalah gangguan lain, syaraf kecepit dan gangguan pendengaran, terasa sangat merepotkan. Namun saya tetap berusaha untuk pulih walau tanpa kehadiran seorang isteri. Saya memang merasa lelah, tetapi tetap saya melakukan sendiri apa yang sekiranya lebih baik dilakukannya sendiri.
             Sebelumya telah saya katakan bahwa saya sulit buang air besar dan biasanya untuk bisa buang air besar, saya meminum susu murni cukup banyak, walaupun kemudian mencret. Kalau saya di rumah seorang diri dan tiba tiba ingin buang air besar, sedang saya sulit berjalan maka buang air besar itu bisa di celana dan berceceran di lantai. Saya membersihkan sendiri, sebisa saya, sebersih mungkin, memang lama terkadang bisa lebih dari 1 jam termasuk dengan mencuci pakaian. Saya bekerja membersihkan segalanya dan saya cukup merasakan lelah karena bekerja dengan posisi tubuh yang tidak seharusnya, banyak membungkuk dan posisi kaki yang seolah olah menahan beban yang berat. Mudah-mudahan saya tetap bersemangat untuk pulih, minimal bisa mandiri dengan melakukan pekerjaan sehari-hari. Saya berusah menghindari takdir menuju takdir yang lebih baik.
            Banyak teman-teman menyarankan bahkan menawarkan agar saya menikah lagi agar saya bisa sembuh lagi. Bisa dengan mencari wanita dari pesantren atau dari mana saja yang dianggap baik. Saya tidak mengiyakan, rasanya dengan kondisi saya yang sakit hampir tidak adalah wanita yang mau menikah dengan orang yang sakit. Biarlah saya cukup berbahagia bisa bercengkrama dengan cucu-cucu saya, saya sudah pernah bahagia dengan isteri saya, Yani Gayani.
            Sampai terakhir menulis kisah ini saya masih tetap melakukan terapi syaraf kecepit latihan pemulihan stroke. Saya tetap merasa sehat, berbicara cukup baik, duduk biasa tidak terlihat seperti orang yang sakit, namun jika berjalan saya tetap masih merasa susah walaupun saya menggunakan tongkat, terlihat bahwa saya sakit.
            Dan alhamdulillah setelah saya menjalani terapi untuk syaraf kecepit, secara perlahan ada hasil menuju baik, kedua kaki saya sudah tidak merasakan panas yang terlalu, kaki bengkak sudah tidak terlalu walaupun duduk agak lama, kakipun terasa lebih kuat, mandipun sudah bisa menggunakan air dingin.
            Di facebook terkadang saya mendapat informasi kesehatan berdasarkan pengalaman seperti misalnya mengonsumsi kolang kaling bisa memperkuat lutut, sayapun mencobanya. Sayapun sering meminum jus kurma dan juga madu. Memang semua itu menambah stamina lebih baik, saya merasa lebih nyaman.
            Saat buku ini ditulis saya sedang mengonsumsi Extra Virgin Olive Oil, sejenis minyak zaitun yang diminum kira-kira 1 sendok makan pada pagi hari dan sore hari.  Saya tidak dapat mengatakan apakah minyak berpengaruh pada kondisi saya, karena pada saat itu saya telah 5 bulan melakukan terapi syaraf kecepit. Tetapi saya memperhatikan ada perubahan, setelah seminggu  mengonsumsi minyak itu, buang air besar tidak terlalu susah walaupun masih dikatakan sedikit agak mencret, padahal saya tidak minum susu murni seperti biasanya.
            Terkadang saya berpikir, hidup saya di masa tua ini adalah cerminan hidup saya di kala muda.  Sewaktu muda, sebelum saya mengambil fungsional sebagai peneliti dalam bekerja, saya lama terlibat dalam ‘repair & maintenance’, perbaikan dan pemeliharaan peralatan elektronika nuklir. Saya senang memperbaiki alat yang rusak untuk tetap bisa berfungsi. Memperbaiki alat yang rusak, lama tidak terpakai untuk tetap bisa digunakan, apakah itu diperbaiki atau dimodifikasi.
            Sekarang di usia senja ini, saya berusaha untuk memulihkan kesehatan fisik saya minimal untuk tetap bisa mandiri. Saya tetap bersemangat, saya ingin memelihara kata-kata isteri saya dulu, bahwa menurutnya saya sudah sembuh. Hasilya.terserah Allah SWT, Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Takdir memang takdir, tapi saya mencoba menghindari takdir untuk menuju takdir yang lebih baik. Saya tidak ingin menjadi lumpuh sehingga menyusahkan orang lain.
            .           Saya memang belum sembuh benar, tapi alhamdulillah saya  merasa sehat, saya membaca, bekerja dengan komputer masih bisa, mandi dan memakai pakaian pun bisa sendiri walau harus sambil duduk.
.           Kendatipun belum pulih benar, saya dapat memberikan saran untuk penderita stroke atau keluarganya:
  1. Jika kita mendapat sakit stroke, kita harus sabar menghadapinya. Dan bukan hanya si penderita stroke yang harus sabar menjalaninya tetapi anggota keluargapun harus ikut bersabar, tabah menerima kenyataan namun tetap berusaha untuk sembuh. Kita sabar menghadapi masalah dan jangan menambah lagi dengan permasalan lain yang timbul dari sikap kita.
  2. Usahakan si penderita stroke jangan sampai jatuh. Karena akibat jatuh, sorang penderita stroke, mungkin bisa mendapatkan masalah baru seperti syaraf kecepit. Hiburlah selalu dengan kata kata yang memberikan semangat.
  3. Sekiranya kondisi keuangan keluarga penderita mampu, usahakanlah segala dipermudah bagi penderita stroke, apakah dengan menyediakan seorang pembantu. Jangan sampai orang yang stroke melakukan pekerjaan yang terlalu berat baginya, yang mungkin mengakibatkan si penderita berada dalam posisi tubuh yang salah sehingga akan menyebabkan permasalahan baru.
  4. Keluarga harus membantu untuk memberikan lingkungan yang baik untuk orang yang sakit stroke. Yakinlah bahwa suasana yang bersih, tentram akan membuat penderita lebih tenang, sebaliknya suasana yang ribut dan lingkungan yang semrawut akan berdampak jelek bagi penderita stroke, apalagi bila si penderita dikenal ketika sehat sebagai orang yang terbiasa rapih.
  5. Seandainya sorang penderita stroke sudah sembuh, usahakan jangan mendapat serangan stroke kali kedua. Stroke kali kedua akan terasa jauh lebih sulit penyembuhannya.\. Jangan lupa diingatkan untuk tetap minum obat seperti yang disarankan dokter. Dan tentu saja tetap mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat..
  6. Semangat untuk sembuh dri seorang penderita stroke harus tetap ada. Berusahalah untuk menghindari takdir untuk menuju takdir yang lebih baik..

Pesan saya
         Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya bahwa semangat dan dukungan keluarga sangatlah berarti untuk ketahanan orang yang menyandang stroke. Saya pernah dengan cepat sembuh dari stroke pertama dengan kehadiran seorang istri. Walaupun saat menyandang stroke kali kedua, sang isteri telah tiada, namun semangat tetap terpelihara.  Sabar dan tawakal tetaplah harus dimiliki setiap insan, baik itu pada orang yang sakit ataupun keluarganya yang sehat.
            Saya selalu mengambil hikmah dari setiap keadaan, tidak menyesali apa yang telah terjadi pada diri saya, kecuali saat isteri saya meninggal. Ketika saya mendapat stroke pertama, saya masih berpikir, lebih baik saya yang mendapat stroke daripada orang-orang yang saya cintai, istri dan anak-anakku. Saya merasa akan mampu menjalaninya. Ketika saya mendapat stroke  kali kedua, sayapun berpikir,  untunglah saya mendapat stroke kali kedua sekarang, dari pada belum, tak akan terbayangkan bagaimana jadinya. Namun janganlah saya mendapat sakit yang lebih jauh. Kapok, lelah.
            Anak saya pernah bercerita, bahwa ada ayah temannya yang sakit stroke dan sudah kehilangan istrinya. Kemudian si ayah yang sakit stroke itu secara bergiliran diurus oleh anak-anaknya yang semuanya sudah berkeluarga. Tiap keluarga belumlah tentu sama dalam kemampuan finansil, namun ternyata kekayaan tidak menjamin untuk mampu dengan ikhlas merawat sang ayah. Sedangkan keluarga yang kurang berkecukupan, cukup punya keikhlasan namun terkendala dengan biaya. Rumah sang ayahpun telah berpindah tangan kepada anaknya yang berkemampuan, karena memang sakit membutuhkan biaya.  Akhirnya sang ayah, dititipkan ke rumah jompo. Ya, mudah-mudahan saja itu lebih baik. Aamiin ....
            Sakit memang ujian dari Allah SWT, walaupun mungkin memang terjadi karena perilaku yang bersangkutan sebelumnya. Diharapkan yang sakit tetap sabar dan tawakal namun tetap berusaha untuk sembuh. Jangan terucap kata-kata yang seolah-olah menyangsikan kehendak Allah SWT. Pa ustadz bilang, sakit bisa membuat orang ke surga namun bisa juga ke neraka.
            Beruntunglah jika dalam suatu keluarga terdiri dari suami/isteri yang baik beserta anak-anak, penuh dengan keikhlasan melayani orang tua yang sakit. Merawat orang tua yang sakit, haruslah dijadikan salah satu  kesempatan untuk beramal baik. Ladang untuk beramal.

Selesai ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar