VIII. Semoga
kesembuhan itu tetap datang
Dalam
sakit stroke kali kedua ini dan ditambah masalah gangguan lain, syaraf kecepit
dan gangguan pendengaran, terasa sangat merepotkan. Namun saya tetap berusaha
untuk pulih walau tanpa kehadiran seorang isteri. Saya memang merasa lelah,
tetapi tetap saya melakukan sendiri apa yang sekiranya lebih baik dilakukannya
sendiri.
Sebelumya telah saya katakan bahwa saya sulit
buang air besar dan biasanya untuk bisa buang air besar, saya meminum susu murni
cukup banyak, walaupun kemudian mencret. Kalau saya di rumah seorang diri dan
tiba tiba ingin buang air besar, sedang saya sulit berjalan maka buang air
besar itu bisa di celana dan berceceran di lantai. Saya membersihkan sendiri,
sebisa saya, sebersih mungkin, memang lama terkadang bisa lebih dari 1 jam
termasuk dengan mencuci pakaian. Saya bekerja membersihkan segalanya dan saya
cukup merasakan lelah karena bekerja dengan posisi tubuh yang tidak seharusnya,
banyak membungkuk dan posisi kaki yang seolah olah menahan beban yang berat. Mudah-mudahan
saya tetap bersemangat untuk pulih, minimal bisa mandiri dengan melakukan
pekerjaan sehari-hari. Saya berusah menghindari takdir menuju takdir yang lebih
baik.
Banyak
teman-teman menyarankan bahkan menawarkan agar saya menikah lagi agar saya bisa
sembuh lagi. Bisa dengan mencari wanita dari pesantren atau dari mana saja yang
dianggap baik. Saya tidak mengiyakan, rasanya dengan kondisi saya yang sakit
hampir tidak adalah wanita yang mau menikah dengan orang yang sakit. Biarlah
saya cukup berbahagia bisa bercengkrama dengan cucu-cucu saya, saya sudah pernah
bahagia dengan isteri saya, Yani Gayani.
Sampai
terakhir menulis kisah ini saya masih tetap melakukan terapi syaraf kecepit
latihan pemulihan stroke. Saya tetap merasa sehat, berbicara cukup baik, duduk
biasa tidak terlihat seperti orang yang sakit, namun jika berjalan saya tetap
masih merasa susah walaupun saya menggunakan tongkat, terlihat bahwa saya sakit.
Dan
alhamdulillah setelah saya menjalani terapi untuk syaraf kecepit, secara
perlahan ada hasil menuju baik, kedua kaki saya sudah tidak merasakan panas
yang terlalu, kaki bengkak sudah tidak terlalu walaupun duduk agak lama,
kakipun terasa lebih kuat, mandipun sudah bisa menggunakan air dingin.
Di
facebook terkadang saya mendapat
informasi kesehatan berdasarkan pengalaman seperti misalnya mengonsumsi kolang
kaling bisa memperkuat lutut, sayapun mencobanya. Sayapun sering meminum jus
kurma dan juga madu. Memang semua itu menambah stamina lebih baik, saya merasa
lebih nyaman.
Saat
buku ini ditulis saya sedang mengonsumsi Extra
Virgin Olive Oil, sejenis minyak zaitun yang diminum kira-kira 1 sendok
makan pada pagi hari dan sore hari. Saya
tidak dapat mengatakan apakah minyak berpengaruh pada kondisi saya, karena pada
saat itu saya telah 5 bulan melakukan terapi syaraf kecepit. Tetapi saya
memperhatikan ada perubahan, setelah seminggu
mengonsumsi minyak itu, buang air besar tidak terlalu susah walaupun
masih dikatakan sedikit agak mencret, padahal saya tidak minum susu murni
seperti biasanya.
Terkadang
saya berpikir, hidup saya di masa tua ini adalah cerminan hidup saya di kala
muda. Sewaktu muda, sebelum saya
mengambil fungsional sebagai peneliti dalam bekerja, saya lama terlibat dalam ‘repair & maintenance’, perbaikan dan
pemeliharaan peralatan elektronika nuklir. Saya senang memperbaiki alat yang
rusak untuk tetap bisa berfungsi. Memperbaiki alat yang rusak, lama tidak
terpakai untuk tetap bisa digunakan, apakah itu diperbaiki atau dimodifikasi.
Sekarang
di usia senja ini, saya berusaha untuk memulihkan kesehatan fisik saya minimal
untuk tetap bisa mandiri. Saya tetap bersemangat, saya ingin memelihara
kata-kata isteri saya dulu, bahwa menurutnya saya sudah sembuh.
Hasilya.terserah Allah SWT, Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Takdir memang
takdir, tapi saya mencoba menghindari takdir untuk menuju takdir yang lebih
baik. Saya tidak ingin menjadi lumpuh sehingga menyusahkan orang lain.
. Saya memang belum sembuh benar, tapi
alhamdulillah saya merasa sehat, saya
membaca, bekerja dengan komputer masih bisa, mandi dan memakai pakaian pun bisa
sendiri walau harus sambil duduk.
. Kendatipun
belum pulih benar, saya dapat memberikan saran untuk penderita stroke atau
keluarganya:
- Jika kita mendapat sakit stroke, kita harus sabar menghadapinya. Dan bukan hanya si penderita stroke yang harus sabar menjalaninya tetapi anggota keluargapun harus ikut bersabar, tabah menerima kenyataan namun tetap berusaha untuk sembuh. Kita sabar menghadapi masalah dan jangan menambah lagi dengan permasalan lain yang timbul dari sikap kita.
- Usahakan si penderita stroke jangan sampai jatuh. Karena akibat jatuh, sorang penderita stroke, mungkin bisa mendapatkan masalah baru seperti syaraf kecepit. Hiburlah selalu dengan kata kata yang memberikan semangat.
- Sekiranya kondisi keuangan keluarga penderita mampu, usahakanlah segala dipermudah bagi penderita stroke, apakah dengan menyediakan seorang pembantu. Jangan sampai orang yang stroke melakukan pekerjaan yang terlalu berat baginya, yang mungkin mengakibatkan si penderita berada dalam posisi tubuh yang salah sehingga akan menyebabkan permasalahan baru.
- Keluarga harus membantu untuk memberikan lingkungan yang baik untuk orang yang sakit stroke. Yakinlah bahwa suasana yang bersih, tentram akan membuat penderita lebih tenang, sebaliknya suasana yang ribut dan lingkungan yang semrawut akan berdampak jelek bagi penderita stroke, apalagi bila si penderita dikenal ketika sehat sebagai orang yang terbiasa rapih.
- Seandainya sorang penderita stroke sudah sembuh, usahakan jangan mendapat serangan stroke kali kedua. Stroke kali kedua akan terasa jauh lebih sulit penyembuhannya.\. Jangan lupa diingatkan untuk tetap minum obat seperti yang disarankan dokter. Dan tentu saja tetap mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat..
- Semangat untuk sembuh dri seorang penderita stroke harus tetap ada. Berusahalah untuk menghindari takdir untuk menuju takdir yang lebih baik..
Pesan saya
Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya bahwa semangat dan dukungan
keluarga sangatlah berarti untuk ketahanan orang yang menyandang stroke. Saya pernah
dengan cepat sembuh dari stroke pertama dengan kehadiran seorang istri.
Walaupun saat menyandang stroke kali kedua, sang isteri telah tiada, namun
semangat tetap terpelihara. Sabar dan
tawakal tetaplah harus dimiliki setiap insan, baik itu pada orang yang sakit
ataupun keluarganya yang sehat.
Saya
selalu mengambil hikmah dari setiap keadaan, tidak menyesali apa yang telah
terjadi pada diri saya, kecuali saat isteri saya meninggal. Ketika saya
mendapat stroke pertama, saya masih berpikir, lebih baik saya yang mendapat
stroke daripada orang-orang yang saya cintai, istri dan anak-anakku. Saya
merasa akan mampu menjalaninya. Ketika saya mendapat stroke kali kedua, sayapun berpikir, untunglah saya mendapat stroke kali kedua
sekarang, dari pada belum, tak akan terbayangkan bagaimana jadinya. Namun
janganlah saya mendapat sakit yang lebih jauh. Kapok, lelah.
Anak
saya pernah bercerita, bahwa ada ayah temannya yang sakit stroke dan sudah
kehilangan istrinya. Kemudian si ayah yang sakit stroke itu secara bergiliran diurus
oleh anak-anaknya yang semuanya sudah berkeluarga. Tiap keluarga belumlah tentu
sama dalam kemampuan finansil, namun ternyata kekayaan tidak menjamin untuk
mampu dengan ikhlas merawat sang ayah. Sedangkan keluarga yang kurang
berkecukupan, cukup punya keikhlasan namun terkendala dengan biaya. Rumah sang
ayahpun telah berpindah tangan kepada anaknya yang berkemampuan, karena memang sakit
membutuhkan biaya. Akhirnya sang ayah,
dititipkan ke rumah jompo. Ya, mudah-mudahan saja itu lebih baik. Aamiin ....
Sakit
memang ujian dari Allah SWT, walaupun mungkin memang terjadi karena perilaku
yang bersangkutan sebelumnya. Diharapkan yang sakit tetap sabar dan tawakal
namun tetap berusaha untuk sembuh. Jangan terucap kata-kata yang seolah-olah
menyangsikan kehendak Allah SWT. Pa ustadz bilang, sakit bisa membuat orang ke
surga namun bisa juga ke neraka.
Beruntunglah
jika dalam suatu keluarga terdiri dari suami/isteri yang baik beserta anak-anak,
penuh dengan keikhlasan melayani orang tua yang sakit. Merawat orang tua yang
sakit, haruslah dijadikan salah satu kesempatan untuk beramal baik. Ladang untuk
beramal.
Selesai ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar